“Cuman, ketika mengaca ke segmentasinya, sebenarnya velg yang memiliki lubang 32 dan 36 ada tujuan saat pabrikan mendevelope-nya, ”buka Ayung Begawan RPM Surabaya Adventure Shop, yang baru saja mendarat dari Taiwan meninjau perkembangan option part sport trail dan perniknya dalam menyambut trend MX GTX 2019.
Ketika meninjau spesifikasinya, velg dengan lubang 32 dan 36 itu sebenarnya global produk. Hanya saja penyuka garuk tanah segmen hobi, racing sampai workshop di tanah air, familiarnya dengan velg lubang 36. Sehingga, konsumsi pemakaian velg dengan lubang 32 dikesampingkan.
Lantas apa perbedaan lubang 32 dan 36 ? untuk kompetisi seperti GTX dan MX, velg dengan lubang 36 dibutuhkan untuk mendukung kemudahan seting tingkat kekenyalan sok depan atau up side down yang diaplikasi. Sebab, velg dengan lubang 36 identik stif atau rigid, sehingga minim berpengaruh ke final seting sok depan atau up side down.
Outputnya ke tracker dan crosser juga makin mudah mendapat best performa. Sisi lain, velg dengan lubang 36 lebih tahan impact saat menghajar roller atau superbowl. Bahkan, dengan total 36 jeruji, lingkar velg terjaga lebih optimal sekaligus meminimalisir problem peyang, selain dari support tekanan Psi ban depan.
Supercross - Motocross. Tipikal tapak kaki rigid menunjang seting suspensi & kebutuhan variabel trek.
Point ini bisa diamati saat laga motocross, ketika kuda besi crosser menghajar superbowl dengan ritme dan perhitungan yang kurang terukur. Total 36 jeruji jadi lebih tahan menahan tekanan efek grafitasi dan bobot total kuda besi dan crosser.
“Jadi, sampai disini kalau disimpulkan jeruji dan lubang velg 36, lebih tahan terhadap impact dan hard vibra,”beber pemain kawak Adventure Shop di Jl. Kalibutuh 131, Surabaya itu.
Ayung RPM Surabaya Adventure Shop. Meluncurkan velg lubang 32 melayani kebutuhan rider adventure.
Sedang, velg dengan lubang 32 kalau dianalogikan dengan ilmu matematika, bidang velg yang ditopang lebih lebar di 11,25 derajat kalau dihitung di setiap jarak posisi jeruji. Ada reduksi vibra yang bisa diolah dari makin lebarnya bidang antar posisi jeruji tadi, saat menerima beban tekan dari ban dalam, hill dan side wall roda depan.
Ketika dikonversi ke pemakaian akan lebih dominan memaksimalkan traksi. Dan amat sangat dibutuhkan untuk rider adventure, ketika menuruni trek yang berkontur batu dan vulkanik. Rider jadi makin mudah mengontrol traksi roda depan. Sebab, kontak vibra yang diterima tapak kaki tak langsung diteruskan ke sok depan atau up side down. “Tapi lebih cenderung diolah dulu di velg, ”yakin Ayung.
Cuman, secara teknis proses aplikasi dan saat terpaksa dipasangkan dengan tromol berlubang 36, ada 4 lubang jeruji pada tromol yang tak perlu dipakai. Agar, hasilnya sempurna, bisa memakai pola vertical – horizontal titik lubang tromol yang tak dipakai.
Misalkan sisi kanan tromol lubang atas bawah yang tak dipakai, kalau sisi kirinya depan belakang yang dikosongi. Prinsipnya mempertahankan distribusi yang lebih merata. “Dan semua workshop seting jeruji saya yakin telah memahaminya semua, ”terang Ayung.
HENDRI FAMILY TECH CONCEPT MALANG : ADVENTURE IDEAL PAKAI VELG LUBANG 32
Bisa dibilang kalau pria flamboyant yang satu ini lurahnya adventure zona Malang. Urusan destinasi adventure zona Malang dia kuasai. Saat menanggapi kontroversi lubang velg 32 dan 36, Hendri menanggapinya serius. Mengawali pembicaraan, dia menyatakan kalau bisa tapak kaki dirakit safety dan aman.
Hendri Family Tech Concept Malang. Aksi boleh, tapi nilai safety kembangkan dari activity & terus learning by doing, optimis ada input ilmu baru.
Velg lubang 36 itu bertipikal rigid dan kokoh, konsekuensinya tromol wajib orsi atau paket aftermarket yang tangguh. Konteks ini Hendri sepakat dengan penilaian Ayung.
Sebab, lubang velg 36 taruhannya di tromol, sebagai sentral vibra dan impact. Nggak jarang banyak teman yang pakai velg lubang 36 saat tromolnya nggak matching justru retak. “Minimal butuh bahan tromol yang ada kandungan material liat dan ulet yang telah teruji, ”urai Hendri.
Kalau velg dengan lubang 32 asiknya, bisa fleksibel, jeruji secara tak langsung ikut melayani rebound meneruskan vibra atau impact ban dalam, hill dan side wall ban luar. Pertimbangan itu pula di semua kuda besi member Family Tech Concept Malang yang saya kelola dan kembangkan, diharamkan untuk mengikat jeruji dengan kawat atau cable ties.
“Sebab, pertimbangannya ya itu tadi, jeruji butuh fleksibel, ”ingat Hendri yang juga dikenal sebagai pawang Honda Win zona Malang itu. pid