MEMILIH KNALPOT SKUTIK PREMIUM

SKUTIK premium makin marak menjubeli jalanan metropolis hingga trek jalan provinsi. Wajar, diciptakan dengan kapasitas mesin lebih besar, jelas nyaman buat riding yang sifatnya long journey.


Sisi lain, skutik premium juga mulai bergeser fungsinya sebagai comuter metropolis. Pasalnya, fitur dan tekhnologinya tereliminir dengan kesan exclusive dan premium tongkrongannya, sebagai partner baru untuk membelah kemacetan.

Seperti tradisi sport premium yang lebih dulu muncul di pasaran, maka pelepas gas buang atau knalpot, seakan menjadi menu wajib untuk diganti. Dari hasil investigasi, sepakat penggantian knalpot ditujukan sebagai penunjang performa dan menunjang tampilan. Dan apa saja sih idealnya yang menjadi pertimbangan saat mengganti knalpot versi aftermarket ?

Ikuti saja penuturan Rudi tuner RMS di kawasan Siwalan Kerto Baru, Surabaya, Tole dari 3H di Jl. Barata Jaya 11, Surabaya, Fajar Buldog N Max mania Surabaya dan Indra Karbon N Max mania Surabaya, berikut ini.




BAHAN
Mutlak menjadi pertimbangan utama, guna menselaraskan jenis skutik pada level premium yang diaplikasi. Pandangan demikian ini yang kemudian memicu pemilihan bahan knalpot, dipilih lebih berkelas dari sisi bahannya. Diantaranya ada stainless, almunium, alutech, titan olahan dan carbon.

Untuk bagian leher yang biasanya memakai bahan jenis steinless dan titan olahan. Tapi, bagian ini tak begitu menjadi perhitungan penting saat pemakaian. Mengingat, letaknya ada di kolong dan tak terlalu eye catching. Cuman, dari jenis pemakaian silincernya yang mutlak menjadi pertimbangan.

Pasalnya, dari setiap perbedaan bahan silencer, bisa menyebutkan perbedaan harga knalpot. "Misalkan bahan titan olahan, alutech dan carbon yang saat ini menjadi level atas," tegas Tole.


BEDA SILINCER BEDA PERFORMA
RUDI menyebutkan untuk pemakaian knalpot N Max standar, lebih sip mengusung spesifikasi leher orsi N Max. Dengan spesifikasi leher berdiameter luar 30 mm, bafel 33 mm dan diffuser 39 mm. Sedang diameter sarangan merujuk di 40 mm dan panjang silencer 30 cm – 33 cm. Cuman, untuk desain silincernya ada yang menganut trioval, hexagonal dan oval.

Dari hasil uji coba, silencer dengan penampang trioval lebih dapat rujukan power di gasingan menengah atas. Beda dengan silencer hexagonal dan oval, cenderung power bawah menengah lebih produktif dan ringan berakselerasi. Kesimpulannya, dari perbedaan pemakaian tipikal silencer knalpot saja, sudah bisa menggeser power produktif, bawah, tengah atau atas.

DESAIN LEHER KNALPOT
Demikian halnya, ketika diameter luar leher knalpot dipilih di atas 30 mm, seperti 32 mm. Power produktif lebih dapat di gasingan bawah dan menengah. Sedang diameter 30 mm, seperti dimensi leher knalpot standarnya, lebih dapat menunjang power tengah dan atas. Dengan begitu, dalam aplikasi knalpot aftermarket tak ada yang bisa disalahkan. Jadi lebih tepatnya disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, terkait dengan dominan riding.

MERK / LEHER
Akrapovic pendek 32,5 mm
Arrow 30 mm
Pro Speed 30 mm
Akrapovic trioval 29 mm
Termignoni 28,5 mm
R9 26 mm - 29 mm
Two brother 29 mm

DIAMETER & DESAIN SARANGAN
Beda merk beda juga ukuran dan desain sarangannya. Hal ini juga sebagai upaya produsen untuk menampilkan desain yang berbeda, serta suara dan pengaruh terhadap power yang dihasilkan. Jadi makin variatif, ada model sarangan flat, cone dan double sarangan. Cuman, dari hasil investigasi otre diameter sarangan konsumsi skutik premium dengan kapasitas mesin yang masih standar, idealnya jangan terlalu besar diameter sarangannya, seperti yang disampaikan Rudi.

KOMBINASI SILINCER & LEHER BEDA MERK LEBIH SIP
Urusan pemakaian knalpot Fajar, sudah beberapa kali melakukan penggantian. Dan sekarang pakai silincer Two Brother Tarmac, cuman lehernya dikombinasi milik R9 berdiameter 26 mm. Saat dicangkok pada kapasitas mesin bore up 180 cc, kecepatan di top speed bisa menembus 138 KM/Jam dari sebelumnya saat aplikasi knalpot standar cuman mampu 132 KM/Jam.

Kombinasi leher dan silincer ini juga tak asal, sebab menurutnya sudah melalui tahap test case. Dan saat ini yang paling pas mendongkrak gasingan tengah ke atas. "Jadi ketika dikonversi ke peningkatan power saat pakai knalpot standar kondisi bore up dan setelah ganti knalpot aftermarket, hanya bisa menaikkan power 0,5 dk - 1,5 dk saja," yakin Fajar.





ADAPTASI APLIKASI KNALPOT AFTERMARKET
SEIRING dengan mulai diaplikasinya filter jenis elemen kertas olahan, maka jangan sekali-kali untuk mencoak elemennya. Sebab, hasilnya malah tak beraturan udara yang dikonsumsi throttle body. Begitu juga dengan sensor tekanan udara, sulit untuk membacanya. Spesial buat N Max, cara praktisnya dapat mengganti elemen filter KRR 150 yang masih mengusung model busa.

Siklus udara yang diinduksikan pada box filter jadi lebih stabil, sesuai kebutuhan mesin. Selain itu, sensor tekanan udara juga lebih proposional membacanya.

Pilihan lain, dapat mencangkok elemen filter udara berbahan kasa seperti produk Ferox dan aftermarket lain. Pertimbangannya, lagi-lagi kapasitas mesin yang masih standar.

MENGUBAH POWER PRODUKTIF & MINIM MENAMBAH KECEPATAN
Dari sisi peningkatan tenaga cuman berkisar 0,5 – 1 dk. Sebab, dari hasil pemakaian knalpot aftermarket, hanya power produktifnya yang dipindah di bawah, tengah dan atas. Sehingga dalam pencapaian kecepatan maksimal, banyak terbantu pada speed di zona power produktif itu berada. Misalkan, knalpot yang bertipikal power bawah dan tengah, pencapaian 100 KM/Jam memang cepat, berikutnya kembali merayap.

Sebaliknya, knalpot yang bertipikal penunjang power atas, untuk kecepatan 0 – 100 KM/Jam merayap, tapi setelah di atas 100 KM/Jam, dipastikan bisa lebih cepat. Itupun misalkan batas kecepatan cuman 117 KM/Jam, penambahannya cuman berada di 119 KM/Jam – 121 KM/Jam. Dan tak bisa lebih lagi. "Artinya, ketika dikonversi ke power cuman berkisar 0,5 dk - 1,5 dk," yakin Rudi.


KANIBALAN SILENCER SPORT 250 CC
MEMANG sih sejak awal meluncur di pasaran silencer Ninja 250 c Fi, banyak diincar modifmania. Deflektornya dengan warna titan yang membuatnya tampil mewah. Termasuk skutik premium, juga banyak yang mengaplikasinya.

Caranya juga simple dan praktis, sebab cukup modall leher knalpot N Max aftermarket yang bisa diburu di pengrajin knalpot aftermarket. Kemudian sesuaikan dengan dimensi leher knalpot N Max versi orsinya. Setelah itu baru membuatkan system dan cara menyambungnya. Pada bagian ada dua cara yang ditawarkan, pertama menganut system sok dan langsung las paten.

Untuk system sok, lengkapi dengan paking ebonite di sekeliling sok dan diffuser. Sedang system paten pakai las, simulasikan lebih dulu posisi silencer, kemiringan maupun tinggi rendahnya sesuai kebutuhan. Setelah itu paten dengan las.

KANIBALAN SILINCER CBR 250
Ini dia yang terbaru paling inovatif, penggagasnya Indra Karbon, dijuluki demikian lantaran Indra identik dengan karbon pada N Maxnya. Pelepas gas buang, tak mau ikut-ikut. Warga perum Mulyosari itu, mengaplikasi silincer All New CBR 250, yang dikemas apik dengan deflektor karbon.

Proses pasangnya mengaplikasi sistem sok, artinya pada difuser silincernya ditambahkan bushing. Sehingga bafel tinggal mengikutinya dan diplot 34 mm, serta dipadu leher 30 mm. Peningkatan kecepatan juga drastis, dari 113 KM/Jam bisa naik hingga 119 KM/Jam, kondisi mesin masih standar. "Rasionalnya diperkirakan peningkatan power berada di 0,5 dk - 1,5 dk," yakin Indra.

KETERANGAN :
AKRAPOVIC PENDEK : Rp. 1,115.000
ARROW : Rp. 2.540.000
PRO SPEED : Rp. 2.365.000
AKRAPOVIC TRIOVAL : Rp. 3.200.000
TERMIGNONI THAILAND : Rp. 2.170.000
R9 MISANO : Rp. 905 ribu
TWO BROTHER : Rp. 2.425.000 - 2.750.000 (slip on)
LEHER STEINLES N MAX : Rp. 355 ribu
LEHER PELANGI N MAX : Rp. 345 ribu
NINJA 250 Fi : Rp. 750 ribu - 1 juta (second)
ALL NEW CBR 250 : Rp. 1,5 juta (second)


 


REDAKSI   |   KODE ETIK   |   DISCLAIMER