“Cuman, di Malaysia konsep ini disebut sok stabilizer, yang kebetulan lagi booming, ”cerita Yudi. Sipnya, inovasi baru itu diaplikasi pada Astrea Prima bergaya retro cub style C-70. Konsekuensi awalnya sih, garpu depan wajib pakai C-70 yang menganut model monokok.
Kemudian siapkan link-nya, manfaatkan plat 8 mm dengan panjang 15 cm - 20 cm dan lebar 4 cm. Kemudian tambahkan dua lubang, untuk yang depan sesuaikan diameter as roda dan lubang belakang sesuaikan diameter baut sebagai tumpuan link pada garpu. Spesial link sebagai tumpuan pada garpu ini pastikan dilengkapi bushing.
“Sebab, bagian ini yang nantinya mempengaruhi kestabilan link terhadap roda, ”ingat Yudi. Masih rombakan di bagian link, lebih lanjut siapkan plat 5 mm kontur U dan ilustrasikan sebagai pangkon bawah sok belakang. Kemudian babet las listrik di bagian titik tengah link. “Posisi pangkon ini juga menentukan tingkat kekenyalan nantinya, ketika cenderung ke depan jadi lentur dan sebaliknya, ”terang Yudi.
Untuk extra sok yang akan dimanfaatkan sebagai TLS, pilih milik Grand atau RC 100, dengan dimensi pendek. “Kemudian peragakan terpasang di link dalam kondisi tanpa beban dengan kondisi standar tengah, ”urai builder ramah itu.
Sekarang perhatikan titik atas extra sok yang dipakai tadi dan berikan tanda. Pada bagian itu juga tambahkan double plat segitiga dan las paten dengan garpu, berikut tambahan lubang sebagai penopang pangkon extra sok atas.
“Dan sebelum dipakai, pastikan lebih dulu tingkat kekenyalannya memiliki prosentase 50 : 50 antara suspensi depan belakang, ”sarannya. | pid/jar
MERANCANG TLS DI RETRO CUB

KONSEP RETRO, pelan tapi pasti membangun dan memacu inovasi builder tanah air, terkait dengan ide-ide rancang bangun rangka, bodi dan suspensi kuda besi. Bahkan sampai sektor mesin. Ambisi, obsesi dan adu gengsi yang melandasi kompetisi inovasi ini. Termasuk Yudi from Fart32, Bangkalan yang mengusung konsep suspensi depan Vespa yang tenar dengan sebutan Trail Link Suspension (TLS).