Pasalnya, di seputaran exhaust turbulensi dihasilkan minim. "Padahal di bagian itu minimal ada tendangan balik, guna mereduksi suhu ruang bakar dan menjaga piston agar tak ada problem surging, pemicu piston dan silinder aus," terang Paska mekanik Cahya Yamaha di kawasan Jl. Sulawesi, Surabaya.
Tapi, wabah atau trend memang susah dibendung, alhasil asap putih tipis indikasi oli mesin ikut terbakar efek ring piston yang terkikis banyak dialami pengguna knalpot aftermarket yang over tadi. Seperti yang terjadi pada salah satu konsumen pengguna MX King 150, hingga silindernya aus.
"Awal mulanya, oli mesin habis lebih dulu terkikis dan ketika konsumen terlambat mengontrolnya, efek dominonya silinder jadi baret," sebut Paska menganalisis rangkaian problemnya.
Kemudahannya, ketika piston MX King 150 aus, penggantian pistonnya dapat dikanibal dari piston Vixion edisi pertama berkode 3CL. "Hal ini juga bisa dijadikan sebagai acuhan, ketika bore up dan kanibalan piston, terkait diameter pin dan jarak pin piston ke crown piston," ingat Paska.
Dan terpenting, masa inreyen piston baru, penggantian oli mesinnya pakai pedoman 500 KM untuk penggantian oli mesin pertama, 1000 KM kedua dan penggantian oli mesin ketiga bisa berlangsung di jarak 1500 KM. "Dimaksudkan, agar material asing pada gesekan antar logam yang pertama, bisa diminimalisir," terangnya. | jar
BOLEH GANTI KNALPOT, TAPI JANGAN OVER !

WABAH atau trend sekaligus trik mendongkrak performa cara pahe dengan mengganti knalpot aftermarket memang marak terjadi. Tapi, ketika ukuran leher, center pipe, bafel dan sarangan terlalu besar, dijamin ring piston makin mudah aus.