"Jadi saat naik CB itu rasanya rasa pede naik hingga mentok ke ubun-ubun. Selain itu aku juga demen sih otak atik mesin khususnya jenis Honda lama yang bisa di bore up dengan mudah," papar Areza.
Di balik itu, proses panjang dilalui oelh Areza untuk resmi memiliki CB. Hal tersebut dikarenakan basis motor yakni Honda GL max yang pasti wajib dipotong sub frame dan didesain mirip sub frame CB. Dilanjut dengan pemilihan tangki Galvanis khas CB, ide penambahan gambar realis burung dara pun tiba-tiba muncul saat proses pengecatan.
Kelar, proses perakitan pun dilakoni sebagai ritual inti Areza, rentetan aseso pun jadi prioritas. Mulai dari setang Accerbis, swing arm B-pro hingga knalpot Freeflow berlabel R9.
Sedangkan kaki-kaki, tetap diseting safety mengingat motor kerap dipakai harian, yakni pelek TK 140X17 dan Sprint 160X17 dibagian belakang yang nyaman dengan kawalan karet ban Comet 60/80-17. n Nda
SPEK MODIFIKASI :
BOTTOM SOK DPN : Custom CNC, CAKRAM : Brembo, TROMOL : Trusty SWING ARM : B-Pro, SOK BLK : Yoko, PELEK DEPAN : TK PELEK BLK : Sprint, BAN: Comet 60/80-17, KNALPOT : R9 KARBU : TDR 28, LAMPU DPN : Proyektor, SETANG: Accerbis BENGKEL CAT : Yogus Airbrush, Ketandan Wiradesa Telp. 0822 2865 1920.
HONDA GL MAX '03 - PEKALONGAN : BUKTI PERJUANGAN PANJANG
AREZA Firman Fahlevi dan motor CB semacam terikat dalam satu ikatan. Yup, pemuda asal Desa Deregtukang Wiradesa Pekalongan ini memang kemana-mana setia dengan CB-nya.