{jathumbnail off}Apalagi mulai beredar blok silinder dan silinder cop R3 (300 cc) versi pasar Eropa, yang memiliki basis sama dengan R25. Dengan demikian, tuner yang mengusung basis R25 jadi lebih dimudahkan, termasuk saat berinovasi hingga test case up grade performa mesin yang sifatnya brutal.
Seperti yang diterapkan pada kuda besi milik Ilham Wahyudi GM Service PT. Surya Timur Sakti Jatim, Surabaya Untuk kelas medium dengan perolehan 280 cc, dapat mengaplikasi piston 63,5 mm, bagian ini pilihanya bisa aplikasi piston aftermarket Moto-1, ukuran pin 15 mm, dengan dome lebih tinggi. Untuk mempermudah memainkan perbandingan kompresi, hingga 12,2 : 1.
Pingin main extreme hingga 320 cc, bisa pinjam piston kompetisi berdiameter 68 mm, ukuran pin 15 mm. Untuk desain domenya, saat menganut 320 cc disarankan jangan terlalu tinggi. Pasalnya, perbandingan kompresi cukup di 11, 8 : 1. Sipnya, hingga pemakaian piston 68 mm, diameter dalam crankcase orsi R25 masih kompartible dikawinkan blok silinder R3.Nah, loh artinya R3 dan R25 memang 11-12, ketika meninjau secara basis. Untuk mengikuti membengkaknya kapasitas mesin, silinder cop juga dicangkok dari R3. Diameter katupnya 26 mm (in) dan 22,5 mm (ex) dan tangkai 4,6 mm. Dikontrol camshaft R3 yang dipermak, dengan detail 32,75 mm (tinggi) - 25,10 mm (pinggang) in dan 30,48 mm (tinggi) – 25,28 mm (pinggang) ex.
Konsekuensinya clearence katup diplot di 0,18 mm (in) dan 0,22 mm (ex), dengan shim 11, spesial buat 320 cc. Ketika 280 cc, clearence katup menganut 0,12 (in) dan 0,18 (ex). Jadi, meskipun kapasitas mesinnya beda, camshaft sama cuman clearence dimainkan. "Untuk memacu performa menengah atas agar lebih produktif," terang Angga.
Di sektor ini, porting intake dan exhaust turut dipoles, tapi kontur kulit jeruk di permukaan tetap dibiarkan. Datanya, porting intake dijadikan 31,92 mm (32 mm), sedang lubang buangnya 28,18 mm. Dan dilepas knalpot Sakura, dengan kontur leher landai berdiameter 37 mm, bafel 42 mm, Sarangan 47 mm dan dibungkus silencer 85 mm.
"Outputnya, pencapaian peak power singkat, dengan back up torsi padat. Jadi, pas ketika dikonsumsikan buat menghela close rasio R25," yakin Ilham.
Itu juga atas suport maping ECU produk Daytona, dengan flowrate (cc/min) 180 - 190 dan AFR 14,7, saat memback up kapasitas mesin 320 cc. Beda lagi saat melayani kapasitas mesin 280 cc, flow rate diprogram cukup di 175 - 185. Dengan demikian throttle body turut digantikan BRT. "Diameter inletnya 34 mm dari standarnya 32 mm dan injector masih bisa bertahan orsinya," urai Angga.
Konteks open filter yang diaplikasi, maka penyempurnaan kapasitas debit udara direalisasi. Maka, panjang velocity stack diplot di angka 79, 24 mm, dengan diameter dalam 58, 65 mm dan diameter terkecil 36, 99 mm. Debit udara sifatnya jadi lebih stand by, melayani RPM mesin. Sedang maping pengapian diprogram pada 43 derajat saat 14 ribu RPM.
Sisi lain, bobot fly wheel magnet dibubut tepi luarnya menjadi 1500 gram dari standarnya 1750 gram. Selain untuk mengimbangi poros gigi primer sisi kanan, juga sebagai suport program maping ECU. Dan untuk meratakan performa gigi 1 sampai 6, final gear mengusung perbandingan 15-45. Hasil akhirnya, kapasitas mesin 320 cc sanggup memuntahkan 51,3 HP dan torsi maksimal 31,93 Nm. "Kalau yang 280 cc nilainya 48 HP dan torsi maksimalnya 29 Nm," yakin Ilham setelah mengujinya di atas dynotest. l pid
SPEK KOREKAN :
KOMPRESI : 12.4 : 1, MAGNET : 1500 gram, THROTTLE BODY : BRT 34 mm, FINAL GEAR : 15-45, KNALPOT : Sakura, PISTON : 68 mm (320 cc) & 63.5 mm (280 cc), ECU : Daytona, INJECTOR : R25 standar OEM, BUSI : CR9 E.
YAMAHA R25 '15 - SURABAYA : 2 OPSI : BORE UP 280 CC HASILKAN 48 HP ATAU 320 CC CATAT 51,3 HP
BERBEDA dengan Ninja 250, menu bore up R25 lebih variatif. "Ukuran small end conrod R25 di angka 15 mm, jadi memudahkan tuner untuk memilih piston," buka Angga Dwi Nugroho tuner spesialis sport premium 250 cc, di kawasan Dupak, Surabaya.