Perjalanan lebih dari enam ribu kilometer melalui jalur yang mengesankan, lintasan, jalan berpasir, hingga bukit pasir ini dimulai dari Monaco hingga danau merah muda ajaib Dakar.
Dan keduanya memilih jalur yang paling mendebarkan untuk meraih kemenangan dalam Africa Eco Race edisi 2024, menguasai dan menciptakan salah satu babak epik dalam sejarah kompetisi besar terkini di Afrika.
Pasangan Italia ini memulai debut mereka, menghadapi pesaing-pesaing yang sangat berbakat, dan yang terpenting memiliki keahlian tinggi dalam menjelajahi rute legendaris dari Eropa menuju Dakar melalui Maroko dan Mauritania.
Aprilia Tuareg, yang dikembangkan dari produk buatan pabrik Aprilia Racing dengan kolaborasi teknis dari tim GCorse milik Guareschi bersaudara, menghadapi jalur-jalur dan padang pasir di Afrika untuk pertama kalinya.
Pencapaian itu tak diragukan lagi, sepanjang tahun 2023, motor ini membuktikan kualitasnya dengan meraih gelar Italian Motorally pada debutnya dan berhasil mencapai podium yang spektakuler di reli Transanatolia di Turki, di mana ini jadi kompetisi besar pertama yang diikuti. Hanya saja, menghadapi padang pasir Afrika untuk pertama kalinya di rute yang telah menciptakan sejarah off-road, diperkirakan akan menjadi lebih sulit.
Para pembalap Aprilia, Jacopo Cerutti dan Francesco Montanari, memulai balapan dengan percaya diri sejak awal, mengendarai motor yang telah terbukti menjadi tunggangan andalan, berkat kualitas dari desain awal model tersebut.
Kemenangan yang diraih Cerutti dalam uji coba khusus pada dua hari sebelumnya memberinya posisi unggul atas pesaing-pesaing tangguh, seperti Botturi dan Tarres yang menggunakan motor Yamaha, konsisten mencoba mengejar ketinggalan.
Kecepatan, strategi yang optimal, dan keandalan Tuareg adalah nilai-nilai yang membawa Aprilia dan Cerutti meraih kemenangan di Dakar. Bagi Francesco Montanari, seorang pemula, menyelesaikan balapan di Dakar merupakan hasil yang mengagumkan.
Selain itu, ia mencatat dua kali podium dalam dua etape, sambil tetap menjadi peserta yang selalu hadir di puncak klasemen uji coba khusus dan menyelesaikan perlombaan secara keseluruhan di posisi yang fantastis di peringkat kedelapan.
Setelah penampilan pertama yang luar biasa di Paris-Dakar dengan Tuareg pada tahun 1989, Aprilia kembali ke ajang balapan besar di gurun pada tahun 2010 dengan RXV Rally 450 twin-cylinder yang revolusioner. Sepeda motor ini ikut serta dalam tiga edisi beruntun dari Dakar hingga 2012.
Dalam penampilan spektakulernya, RXV Rally meraih tiga kemenangan etape secara langsung dan berhasil finis di peringkat ketiga secara keseluruhan pada tahun 2010, hampir mencapai pencapaian luar biasa dengan memenangkan debutnya.
Hingga hari ini, Aprilia tetap menjadi produsen Italia terakhir yang berhasil memenangkan salah satu etape dalam Dakar, yakni pada tahun 2012.
editor/foto : tim/aprilia