Kemenangan Quantararo pun tidak mudah. Start dari grid kedua, joki bernomor 20 ini tidak serta merta bisa langsung melesat, karena bertarung cukup lama dengan Francesco Bagnaia dari Ducati Lenovo. Bahkan, keduanya juga ditekan abis oleh Takaaki Nakagami dari LCR Honda Idemitsu.
Namun hanya butuh waktu tujuh lap, Quantararo bisa mengovertake Bagnaia di antara tikungan 12 dan 13, dan kemudian mulai meninggalkan para pembalap di belakangnya dengan gap yang semakin menjauh. Dari selisih 1,2 detik di lap 9 lalu semakin melebar hingga 2,5 detik di lap 11. Bagnaia sendiri kemudian berjibaku menahan gempuran pembalap-pembalap di belakangnya, terutama Nakagami, Zarco, Mir dan Oliveira. Pertahanan Bagnaia pun akhirnya jebol setelah di mendapatkan long-lap pinalty karena keluar jalur, dan dia melakukannya di lap 15.
Di lap itu, banyak drama terjadi. Setelah Bagnaia melakukan long-lap pinalty, Jack Miller justru crash di tikungan lima. Vinales pun naik posisi, dikejar Zarco dan Oliveira. Di belakangnya, Joan Mir juga sudah menyusul Nakagami yang mulai kendor kecepatannya.

Setelah itu, lomba seperti parade, karena hanya Vinales yang berusaha kencang mengejar Quantararo. Dari gap empat detikan di lap 15, mampu disusul hanya 2,5 detik dua lap jelang finish. Tapi, jarak ini tidak cukup dekat untuk mengovertake Quantararo, yang akhirnya finish paling depan sekaligus merebut kemenangan ke-4 nya musim ini.
"Ini balapan yang berat, karena tidak mudah mengovertak Pecco. Saya sedikit kesulitan di awal balapan, tapi kemudian bisa lebih cepat 0,3 atau 0,4 detik per lap. Saya senang bisa tarung dengan Maverick di hari sabtu, tapi meraih poin maksimal di hari minggu jauh lebih menyenangkan," ucapnya.
Kemenangan ini, membuat Quantararo kian nyaman di pucuk klasemen, memperlebar jaraknya dari para pesaing, terutama Johann Zarco dan Francesco Bagnaia.
editor : punk, foto ; motogp