"Karena berkaitan juga dengan masa Pemilu dan bulan Ramadhan, seri balap MCR kita sesuaikan jadwalnya, yang pasti kita gelar empat seri di Jatim," buka Rudi Subagyo dari Matapanah Management selaku penyelenggara.
Untuk seri pembuka sendiri, area seputaran Stadion Kanjuruhan Malang akan dijadikan sirkuit non permanen, yang kemudian dipungkasi dengan seri penutup di Sirkuit Gelora Bung Tomo Surabaya.
Demi meningkatkan kualitas lomba, penyelenggara pun sudah berkoordinasi dengan beberapa pihak, terutama pengurus IMI Pengprov Jawa Timur berkaitan dengan regulasi teknik dan tata laksana balapan. Jauh-jauh hari, regulasi pun digodok agar level kejuaraan tetap standar dan aura kompetisinya juga meningkat.
"Untuk regulasi balap MCR, kita mengikuti regulasi kejuaraan balap motor nasional sehingga sebelum acara kita bisa prepare kebutuhannya, dan semoga juga bisa mengakomodir semua tim dan pembalap agar benar-benar berpartisipasi dengan baik dan kompetitif," tambah Rudi Ceklek, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, kategori lomba pun juga ditingkatkan kompetisinya, dengan memangkas jumlah kelas dari 25-30 kelas menjadi 20 kelas saja. Semua kelas akan tetap menyesuaikan regulasi yang bakal dirilis secepatnya, dengan rincian untuk kelas utama poin yakni expert bebek 4 tak 130 cc mix, bebek 2 T std 116 cc dan 125 cc digelar 2 race. Lalu kelas utama poin novice bebek 4 tak 130 cc mix, bebek 2T std 116 cc dan 125 cc juga digelar 2 race.
"Selain itu hadiah di kelas utama dan supporting juga kita ubah, sebab sponsor juga akan melihat kualitasnya. Yang pasti, kita berusaha mengapresiasi para juara dengan hadiah yang terbaik." singkatnya.
naskah/foto : Chand.