Rudi Trijaya Sebut Kerja Juri Tidak Benar & Tidak Adil di Motorprix 2017 Subang

RUDI TRIJAYA (PEMILIK TIM HONDA  TRIJAYA). Kerja juri di Motorprix 2017 merugikan kitaTerus menjadi bola liar karena memang belum ada solusi. Maksudnya pemecahan masalahnya masih menggantung. Demikian menyangkut kasus protes tim Sidrap Honda Daya KYT Nissin IRC Trijaya atas keputusan diskualifikasinya Aldy Satya Mahendra di kelas MP6 dalam Kejurnas Motoprix 2017 Subang, Minggu kemarin (30 April).


{jathumbnail off}
Dalam hal ini yang ditekankan adala prosedural pemberian bendera yang tidak disertai nomor start pembalap. Tidak jelas bendera tersebut diperuntukkan ke siapa. Ini yang tidak benar !

Pemilik tim Rudi Trijaya dipanggil oleh pihak juri Motoprix, dalam hal ini Arifin Subehan, Taufik dan Bambang Suryadi serta pimpinan lomba, Saeful Hidayat. Lebih lanjut, ini yang menarik dicermati. Bahwa menurut Rudi Trijaya, para juri mengakui terjadi kesalahan soal pengibaran bendera hitam bulat jingga tidak disertai nomor start pembalap disusul bendera hitam yang membuat Aldy didiskualifikasi.

Ini pasal Buku Kuning yang tidak diterapkan pimpinan lomba“Betul, mereka menyadari kesalahan dari pimpinan lomba mengeluarkan bendera tersebut tidak disertai papan nomor start sesuai dengan regulasi Buku Kuning IMI, ”tegas Rudi Trijaya yang memang pemain senior di dunia road race tanah air.
 
Mantapnya, logika diatas disertai dengan acuan Peraturan Umum Balap Motor Pasal 4.5.d  yang menyebutkan bahwa Bendera Hitam dengan Bulatan penuh Jingga (Diameter 40cm) – Bendera ini digunakan untuk perintah hanya untuk satu pembalap, diperlihatkan bersama dengan papan no start pembalap tersebut.

Bendera ini menginformasikan ada sesuatu masalah dengan kendaraan tersebut, yang dapat membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain, dan pembalap tersebut harus segera meninggalkan lintasan. Setiap pelanggaran atas peraturan ini, akan mengakibatkan jatuhnya saknsi denda, diskualifikasi, pembatalan point kejuaraan yang berhasil diraihnya atau suspensi.

Rudi juga ikut mempermasalahkan soal knalpot motor Aldy yang dianggap membahayakan yang membuat keluarnya bendera tersebut. ”Saya tidak membela diri dan pembalap saya, nyatanya knalpot tersebut tidak membahayakan pembalap saya atau pembalap lain, karena knalpot hanya patah tidak bergerak ke kiri dan ke kanan, ”ujar Rudi.

Atas diskualifikasi tersebut, Rudi mempermasaahkan soal psikologis pembalapnya (Aldy Satya Mahendra) yang masih berusia 10 tahun, kemudian hilangnya poin serta tentu saja pertanggungjawaban kepada sponsor. Kan tidak adil. ”Sementara apa kompensasi yang diterima oleh pimpinan lomba? Kami jelas banyak mendapat kerugian atas hukuman ini,” tegasnya.  | tim

 


REDAKSI   |   KODE ETIK   |   DISCLAIMER