Tanpa Nikel, ITS Mulai Ujicoba Prototipe Baterai Berbahan Aluminium-Udara ke Motor Listrik

Uji coba Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KLBB) dengan dilengkapi Baterai Al-Udara ITS yang dilaksanakan di Gedung Research Center ITS

Penggunaan Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KLBB) bisa dipercepat dengan hadirnya sejumlah hasil inovasi, terutama menyangkut baterai sebagai penopang utama kendaraan listrik berbasis baterai.

 

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pun rupanya intenstif melakukan riset tentang baterai untuk kebutuhan kendaraan listrik tersebut. Bahkan, sudah melakukan uji coba prototipe baterai AI-Udara generasi pertama yang dipasang sepeda motor listrik. Test ini dilakukan di Gedung Research Center ITS Surabaya baru-baru ini.

 

Baterai AI-Udara hasil penelitian tim ITS ini merupakan mesin bahan bakar logam yang menggunakan aluminium. Menurut Prof Dr Ir Heru Setyawan MEng sebagai ketua tim penelitian, baterai logam udara ini dirancang untuk percepatan penggunaaan KLBB guna mendorong Indonesia yang mandiri energi dan teknologi.

 

Aluminium dipilih sebagai bahan baku pengembangan baterai ini karena SDA aluminium di Indonesia melimpah. Terlebih, harga baterai aluminium lebih murah daripada baterai lithium ion.

 

Tampilan dari belakang Baterai Al Udara ITS saat dipasangkan pada sepeda motor berbahan bakar listrikTampilan belakang Baterai Al Udara ITS saat dipasangkan pada sepeda motor berbahan bakar listrik

 

Baterai udara ini sebenarnya telah dikembangkan oleh ITS sejak tahun 2013. Namun, sempat berhenti dan risetnya mulai digulirkan lagi setahun ini, dengan dukungan pendanaan dari banyak pihak seperti Pertamina dan Kedaireka Matching Fund ITS, sehingga dapat digarap kembali pengembangannya.

 

"Salah terobosan baru dari baterai ini adalah dapat mencegah dendrit atau kristalisasi logam lithium yang dimulai pada anoda dan dapat menyebar ke seluruh baterai. Karena Dendrit dapat menjadi masalah genting pada baterai," ucap Heru, yang juga menyertakan banyak mahasiswa S1, S2, dan S3 Departemen Teknik Kimia ITS dalam menyelesaikan penelitian ini.

 

Tim ITS sendiri menggunakan elektrodeposisi campuran logam Zn dan Mn untuk mengatasi peristiwa dendrit tersebut. Dan baterai udara ini didesain secara khusus sehingga memiliki permukaan kurus dan tiga dimensi agar ion aluminium dapat secara homogen mengambil aluminium. “Alhasil, baterai menjadi bertahan lebih lama hingga 140 jam,” ungkap dosen dari Laboratorium Elektrokimia ITS ini.

 

Percobaan pengoperasian sepeda motor listrik dengan Baterai Al Udara ITSPercobaan pengoperasian sepeda motor listrik dengan Baterai Al Udara ITS

 

Lebih spesifik, baterai logam tersebut juga aman untuk lingkungan karena menggunakan elektrolit air dengan tambahan garam Natrium Klorida (NaCl). Larutan garam biasa digunakan sehari-sehari sehingga aman dan tidak terjadi apa-apa pada tubuh manusia. Terlebih, masalah krusial seperti kebocoran juga tidak akan jadi masalah. “Baterai udara ini tidak menyebabkan kenaikan suhu yang signifikan sehingga tidak terjadi thermal runaway atau panas berlebihan,” tambahnya.

 

Baterai udara ini masih perlu pengembangan berkelanjutan agar dapat diadopsi lebih baik pada KLBB. Saat ini baterai masih berupa primer sehingga jika baterai habis hanya bisa langsung dibuang.

 

Ke depannya, Heru ingin mengembangkan baterai sekunder, yakni baterai yang dapat dilakukan pengisian ulang. “Tak hanya itu, kami juga ingin memperkecil ukuran baterai supaya bisa lebih mudah dimasukkan ke dalam kendaraan,” tutup Heru.

 

 

editor/foto : punk

 


REDAKSI   |   KODE ETIK   |   DISCLAIMER