Setelah pembangunan selesai, pabrik baru milik Shell di Indonesia ini akan memiliki kapasitas produksi hingga 12 juta liter gemuk (grease) per tahun, sehingga bisa membantu memenuhi permintaan produk gemuk (grease) premium yang terus meningkat di Indonesia. Pabrik ini juga akan menerapkan penggunaan teknologi mutakhir, termasuk contact reactor, untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi produksi.
"Kesuksesan Shell selalu dibangun atas kemampuan kami untuk memenuhi dan mengantisipasi kebutuhan pelanggan yang terus berubah. Investasi Shell di Indonesia menegaskan komitmen kami untuk menjadikan kebutuhan pelanggan sebagai fokus utama bisnis,” ucap Jason Wong, selaku Global Executive Vice President Shell Lubricants.
Andri Pratiwa, Managing Director Lubricants Shell Indonesia, Jason Wong, Global Executive Vice President Shell Lubricants, dan Mansi Tripathy, Vice President Lubricants Asia Pacific Shell dalam acara Konferensi Pers Groundbreaking Ceremony Pembangunan Pabrik Manufaktur Gemuk Shell di Indonesia
Nantinya, pabrik grease Shell ini akan memproduksi produk grease dengan merek Shell Gadus yang tersedia dalam berbagai kemasan seperti drum, ember, dan kantung cairan (fluid bag). Produk ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dari berbagai industri, seperti manufaktur umum, pulp dan kertas, baja, smelter, listrik, alat berat, konstruksi, hingga pertambangan.
Selama ini grease yang dijual Shell masih didatangkan secara impor. Kehadiran pabrik grease terbaru tentu akan memudahkan Shell dalam memasok grease ke berbagai sektor industri, terutama untuk kebutuhan dalam negeri.
Shell telah gencar berekspansi di sektor industri pelumas selama bertahun-tahun di Indonesia. Sebelumnya, pada 2015 lalu Shell mulai membangun pabrik pelumas pertamanya di Marunda yang berkapasitas 136 juta liter per tahun. Berlanjut pada 2022, Shell memperluas fasilitas dan menambah kapasitas pabrik pelumasnya menjadi 300 juta liter per tahun.
editor/foto : tim/ist
