Di ajang balap yang diikuti 62 tim dari berbagai universitas kelas dunia yang berada di Tiongkok, Taiwan, Bangladesh, Thailand, Indonesia, dan Jepang ini, Tim Anargya ITS menjadi satu-satunya wakil dari Indonesia. Adapun penghargaan yang diraih adalah predikat Juara III dalam Business Plan Presentation dan Terbaik III untuk View Drawing Award.
"Kami benar-benar berusaha keras dalam memvisualisasikan segala hal mengenai business plan maupun view drawing dari mobil Anargya versi terbaru ini,” ungkap Rafif Herdian Noor, selaku General Manager Tim Anargya ITS Rafif.
Menurutnya, keberhasilan ini tak luput dari inovasi pengembangan mobil Anargya ITS yang berkelanjutan, terutama perubahan material badan mobil berbahan fiberkarbon. "Perubahan bahan material ini dapat mengurangi beban massa mobil mencapai 38 persen,” jelas Rafif.
Selain itu, tim juga mengunggulkan komponen buatan sendiri, termasuk baterai yang dirakit sesuai standar regulasi internasional. Kapasitas baterainya sendiri ditingkatkan menjadi 7,46 kWh. Tim juga melengkapi mobil dengan sistem pendingin udara yang dialirkan melalui sidepod sehingga meningkatkan efisiensi dan daya tahan baterai.
Mobil Anargya EV Mark 3.0 diinspeksi oleh para juri FSAE Japan 2023 sebelum berlomba.
Tim Anargya ITS berharap bisa maksimal dalam mengoptimasi mobil listrik buatannya. Selain itu, timnya telah melakukan evaluasi terhadap beberapa kekurangan, sehingga ke depannya bisa mempersiapkan lebih baik dan kembali meraih podium tertinggi dalam berbagai ajang perlombaan. “Anargya juga masih memiliki banyak waktu untuk memperbaiki dan mencapai efisiensi terbaik bagi mobil listriknya,” pungkasnya.
editor/foto ; tim/ist