Dari beberapa kelas tersebut, crosser asal Tangerang Selatan yaki Ardiansyah tampil gemilang dan menjadi perhatian penonton. Turun di beberapa kelas seperti FFA Jabodetabek & Banten, kelas FFA Non B.U (Built Up)Open, juga kelas BBK Modifikasi Open, dan kelas BBK STD Jabodetabek, Ardiansyah mampu merebut gelar juara.
Ardiansyah tampil dengan maksimal terutama untuk kelas FFA Jabodetabek & Banten. Terlihat skillnya dalam menaklukkan halang rintang sirkuit yang mempunyai 17 tikungan, 6 table top (gundukan tanah tinggi) buat jumping, dan 1 lomba-lomba yang menjadi trek terberat untuk sirkuit khusus grasstrack di wilayah Jabodetabek dan Banten.
Dengan menunggangi kuda besi Kawasaki KLX, Ardiansyah yang bangga dengan nomer start 57 itu, terlihat gesit dalam melibas setiap tikungan. Bukan hanya itu saja, tarikan gasnya mampu menghasilkan pawer maksimal pada putaran bawah mesinnya. Begitu pula saat harus melompati 6 table top buat jumping, terlihat motor trail Ardiansyah terbang dan melompat jauh.
"Trek disini cukup berat juga, karena jarak tikungannya pendek-pendek jadi sangat menguras tenaga. Selain itu crosser harus pandai dalam memainkan perpindahan gigi porseneling," tutur Ardiansyah yang cukup puas dengan prestasi yang dicapainya dalam event kali ini.
Di kelas FFA Jabodetabek & Banten sendiri menjadi kompetisi paling seru, karena para crosser berprestasi dari wilayah Jabodetabek dan Banten semuanya turun untuk merebutkan gelar juara.
Aridiansyah yang selama ini membela tim balap garuk tanah Aulia Bike AJM Arotech Makelar 14 Ofox juga turun dikelas ini. Begitupula dengan crosser andalan tim PT Babaus 18 Berkah PTPT, Bima TB, ikut turun pula dikelas ini. Rival Fatur crosser milik tim Dhoell Speed HS Project juga ikut ambil bagian dikelas ini pula. Dan masih banyak lagi nama-nama crosser andalan masing-masing tim balap garuk tanah yang ada di wilayah Jabodetabek dan Banten hampir semuanya turun dikelas ini.
Kembali Ardiansyah melakukan aksinya dikelas ini, membuat mata para pononton terpana. Dari awal start, kuda besi pacu Ardiansyah yang masih menunggangi Kawasaki KLX sudah melesat paling depan. Hingga pada lap (putaran) ke 5 dari 10 lap yang harus diselesaikan para crosser yang turun di kelas FFA Jabodetabek & Banten. Ardiansyah memposisikan dirinya paling depan, dibuntuti terus oleh Bima TB.
Aksi kejar-kejaran antara Ardiansyah dan Bima TB, membuat penonton berteriak histeris memberikan support kepada kedua crosser tadi. Tapi mamasuki lap ke 7 hingga finish, ternyata Ardiansyah tetap lebih unggul. Bahkan jarak antara Ardiansyah dan Bima TB jauh sekali. “Larinya motor Ardiansyah seperti kuda liar, kenceng sekali,”ucap salah satu pononton di pinggir sirkuit yang dari tadi teriak-teriak memberikan support kepada Ardiansyah.
Kegesitan larinya motor garuk tanah Ardiansyah yang menunggangi Kawasaki KLX tadi, selain karena power engine-nya yang mumpungi, garapan Boim dari mekanik Bengkel Arotech, Tangerang. Untuk gas buang atau knalpotnya ternyata memakai produk Proliner.
"Iya betul untuk knalpotnya saya percayakan pada Proliner. Ini knalpot Proliner yang khusus buat support tim balap. Tapi model baru Proliner XR-1 yang khsusus buat motor trail, saya juga sudah memakainya tapi di motor yang satunya. Khusus nanti untuk turun di kejuaraan grasstrack PorProv 2022. Saya yakin, kalau motor Kawasaki KLX yang di tunggangi Ardiansyah memakai model terbaru dari Proliner yaitu XR-1. pasti saya jamin larinya lebih gila lagi,”yakin Boim dengan tersenyum.
Boim juga menjelaskan secara teknis. Kalau knalpot proliner yang di riset oleh pabriknya khusus buat balap garuk tanah. Karakter tenaganya padat di bawah, sangat cocok buat trek yang butuh power cepat untuk putaran bawah.
"Tenaga mulai dari gigi 1,2 dan 3 sangat terisi. Hingga tarikan gasnya bisa memaksimalkan motor buat berlari kencang. tapi jangan salah, untuk putaran atasnyapun juga maksimal powernya buat trek yang jarak tikungannya jauh-jauh,” ungkap Boim yang sudah banyak meng-oprek mesin motor trail buat kompetisi tersebut.